Friday, April 13, 2012

Surat untuk Bakal calon Imamku...



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته....

Ke hadapan bakal imamku..

 Apa khabarmu imanmu hari ini? Sudahkah harimu diawalkan dengan rasa syukur kerana dapat menatap kembali fananya hidup ini?Sudahkah air wuduk menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang ketika ini sedang engkau genggam?

Wahai calon suamiku....
               
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Di sini aku di latih untuk menjadi dewasa,agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan sedia mendampingimu kelak. Meskipun kadang-kala keluh dan putus asa menghampiri,namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
              
Kadang kala aku tertanya-tanya,mengapa Allah selalu menguji tepat di hatiku.Bahagiaan terlemah diriku,namun aku tahu jawapannya.Allah tahu di mana tempat yang paling tepat agar aku sentiasa mengingati-Nya,kembali mencintai-Nya.Ujian demi ujian insya-Allah membuat aku menjadi kuat,sehingga ketika kelak kita bertemu,engkau berbangga memiliki aku di hatimu,menemani harimu.

Calon imamku...
 Entah di mana dirimu sekarang.Tetapi aku yakin Allah pun mencintai sebagaimana Dia mencintaiku.Aku yakin Dia kini sedang melatihmu menjadi mujahid yang hebat,hingga aku bangga memilikimu kelak.Apa yang kuharapkan daripadamu adalah kesolehan.Semoga sama halnya dengan dirimu.Kerana apabila kecantikan yang engkau harapkan daripadaku,hanya kesia-siaan yang engkau dapatkan.
                
Aku masih hauskan ilmu.Namun berbekal ilmu yang ada ketika ini,aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keredhaan Allah dan dirimu,suamiku.

Wahai calon suamiku....
 Ketika aku masih di bawah jagaan ayahanda dan bundaku,tidak lain doaku agar menjadi anak yang solehah,agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun nanti,setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak di syurga hanya aku yang menjadi bidadarimu,mendampingi dirimu yang soleh.
               
Aku ini seorang pencemburu.Tetapi kalau Allah dan Rasulullah lebih engkau cintai daripadaku,aku rela.Aku harap begitu pula dirimu.
               
Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah ; “Aku minta pada Allah setangkai bunga segar,Dia memberiku kaktus berduri.Aku minta kepada Allah haiwan kecil dan cantik, Dia memberi ulat bulu,Aku sempat merasa kecewa.Betapa tidak adilnya dunia ini.
 Namun kemudian kaktus itu berbunga indah.Dan ulat pula berubah menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.Itulah Allah,Dia tidak memberi apa yang kita inginkan,tetapi Dia memberi apa yang kita perlukan.”
Aku yakin engkaulah yang aku perlukan,meskipun bukan seperti yang aku harapkan.

Calon suamiku yang dirahmati Allah...
  pernikahan kita itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita dihiasi dengan cinta dan kasih sayang.Ketika kelak lahir generasi penerus dakwah Islam daripada pernikahan kita,bantu aku mendidiknya dengan harta yang halal,dengan ilmu yang bermanfaat,terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah.Bunga akan indah pada waktunya .Ia akan mekar menghiasi taman.Maka kini sedang kupersiapkan dalam kehidupanku.
               
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik.Meski bukan umat yang terbaik tetapi setidaknya menjadi yang terbaik di sisimu kelak.

Bakal imamku...
  Inikah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata.Seperti kata orang,tidak semua yang dirasai dapat diungkapkan dengan kata-kata.Itulah yang kuhadapi kini. Kelak bila kita bersama,di situ engkau akan memahami diriku,sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Hidup ini indah bila engkau selalu hadir di sisiku setiap waktu sehingga aku hembuskan nafas yang terakhir.


....وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

No comments:

ـ